LAPORAN PRATIKUM ENTOMOLOGI
OLEH :
NAMA : ANNISA FADHILLA
NIM : 131210723
DOSEN :
1.
AIDIL
ONASIS, SKM, M.Kes
2.
Dr.
WIJAYANTONO, SKM, M.Kes
3.
LINDAWATI,
SKM, M.Kes
INSTRUKTUR :
HANDRI MAIKA
POLTEKKES
KEMENKES RI PADANG
PROGRAM STUDI D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis
ucapkan kepada Allah
SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan tentang pengenalan alat-alat praktek
Entomologi.
Laporan ini berisi penjelasan
tentang alat-alat
praktek Entomologi dan tata cara penggunaannya. Diharapkan
makalah ini dapat membantu proses pembelajaran mata kuliah Entomologi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen
pembimbing mata kuliah
Entomologi yang
telah memberikan bimbingan dalam proses pembuatan laporan ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman
yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga laporan ini dapat selesai
tepat waktu.
Penulis menyadari laporan ini belum sempurna untuk
itu penulis berharap kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan laporan di masa yang akan datang.
Padang, 2 Oktober
2013
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam proses pembelajaran mata kuliah Entomologi
tentunya kita akan sering melakasanakan berbagai praktik terutama mengenai
serangga. Untuk itu sebelum praktik dilaksanakan penting mengenali alat-alat
apa saja yang akan digunakan serta memehami langkah-langkah dalam pengerjaan
praktik tersebut.
1.2 Tujuan
Penulisan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui
apa saja alat- alat yang di gunakan
dalam praktik mata kuliah Entomologi. Dan mengetahui bagaimana cara penggunaan
alat-alat praktek beserta fungsinya. Serta membantu untuk mengetahui
langkah-langkah kerja dalam pelaksanaan praktik tersebut.
1.3
Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
proses praktik yang akan banyak di laksanakan
kedepannya.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
VEKTOR
Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa
vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi
sumber penularan penyakit pada manusia. Sedangkan menurut Nurmaini (2001),
vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu infectious
agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan.
Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai
penular penyakit sehingga dikenal sebagai arthropod – borne diseases atau sering juga
disebut sebagai
vector – borne diseases yang merupakan penyakit yang penting dan
seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan bahaya bagi
kesehatan sampai kematian.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Alat-alat
a. Identifikasi Jentik Nyamuk dan
Nyamuk Dewasa
Petri dish
Adalah Sebuah piring
dangkal terdiri dari cover dan bagian bawah terbuat dari gelas Pyrex (dapat menahan sterilisasi
panas kering) digunakan untuk mikroorganisme budaya, juga disebut piring
budaya. Mungkin sekali pakai dan terbuat dari polystyrene.
Objek glass
Merupakan
wadah untuk menaruh bagian atau
sel makhluk hidup.
Cover glass
adalah
wadah penutup yang memiiki ketebalan 5mm berfungsi untuk menghindari objek
pengamatan dari kotoran dan debu.
Kuas Cina
Berfungsi untuk mengeluarkan air agar tidak
terjadi gelembung pada preparat.
Mikroskop
Berfungsi untuk mengamati sel – sel pengamatan.
Lup
Berfungsi untuk memperjelas pengamatan terhadap
objek yang diamati , dan bukan untuk mengamati objek berukuran kecil ( tidak
dapat dilihat dengan kasat mata).
Jarum dan kertas pointed
Jarum digunakan untuk
tempat menusukkan kertas pointed dan nyamuk yang akan diamati. Kertas pointed
digunakan untuk teknik finning.
Kutek
Digunakan untuk teknik finning.
b. Identifikasi Lalat
Insect net
Berfungsi untuk menangkap serangga.
Fly grill adalah tempat untuk hinggapnya lalat.
merupaka tempat untuk hinggapnya lalat.
Counter
merupakan alat untuk menghitung berapa banyak lalat yang hinggap pada fly grill.
c. Identifikasi Nyamuk
Aspirator
Merupakan alat untuk menangkap nyamuk dengan cara dihisap.
Light trap
Merupakan sebuah perangkat besar untuk menangkap serangga terbang. Perangkat
terbuat dari bahan seperti jaring.
d. Identifikasi Tikus dan
Ektoparasitnya
Kain putih
Berfungsi melapisi nampan untuk tempat
pengamatan tikus.
Sisir kutu
Alat yang digunakan untuk mencari kutu atau
pinjal pada tubuh tikus.
Petri dish
Digunakan
untuk meletakkan pinjal (ektoparasit) yang akan diamati.
Pinset
Digunakan untuk mengambil kutu atau pinjal yang
telah didapatkan.
Nampan
Tempat meletakkan tikus yang akan diamati.
Rol atau meteran
Alat yang digunkan untuk mengukur panjang
bagian-bagian tubuh tikus.
3.2 Cara kerja
a. Identifikasi Jentik Nyamuk
Siapkan petri dish,ambil
jentik yang sudah didapatkan.
Untuk mematikan jentik
siram dengan air panas.
Letakkan jentik
menggunakan pinset diatas preparat.
Tetesi preparat dengan
air,kemudian tutup dengan cover glass.
Letakkan preparat pada
mikroskop dan objek siap diamati.
Lalu catat hasil
pengamatan.
b.Identifikasi Lalat
Letakan fly grill di
lokasi-lokasi tertentu,seperti:TPA,Daerah kumuh dan lain-lain.
Hitung banyaknya lalat
yang hinggap pada fly grill dengan menekan counter setiap kali lalat hinggap
pada fly grill.
Jika ingin menangkap
lalat yang hinggap pada fly grill,maka dapat digunakan insecnet.
c. Identifikasi Nyamuk
Tusuk atau pasangkan
kertas pointed ke jarum hingga terletak di tengah badan jarum.
Olesi kutek pada kertas
pointed.
Ambil nyamuk yang sudah
mati dengan pinset,lalu letakkan di atas kertas pointed yang telah diberi kutek
tadi.
Nyamuk siap untuk diamati
dan catat hasil pengamatan.
d. Identifikasi Tikus dan
Ektoparasit
Siapkan perangkap tikus
pada tempat yang ditentukan.
Jika tikus telah masuk
perangkap, maka tikus siap untuk di identifikasi, lalu tikus dimasukkan kedalam
karung dan diberi cairan kimia yang dapat mematikan tikus tersebut dengan
menggunakan kapas.
Setelah tikus mati, ambil
tikus tersebut dan diamati diatas nampan yang telah dilapisi kain putih.
Letakkan tikus diatas
kain putih, kemudian sisir rambut tikus untuk mendapatkan pinjal atau kutu.
Setelah kutu didapatkan
lalu letakkan diatas petri dish.
Lalu amati jenis kutu
tersebut.
BAB
4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa alat-alat dan cara yang digunakan dalam praktik entomologi harus dapat
dipahami agar proses praktik dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Cara
penggunaan alat – alat tersebut harus digunakan dengan tepat, agar tidak
terjadi kesalahan – kesalahan yang dapat mengakibatkan hal – hal yang tidak
diinginkan, contohnya pada penggunaan mikroskop. Teknik – teknik penggunaan
alat harus dilakukan dengan benar. Kemudian penggunaan dan perawatan alat - alat praktik harus dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar