Rabu, 07 Mei 2014

MAKALAH TENTANG MYCROBACTERIUM TUBERCULOSIS



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme terdapat dimana-mana. Interaksinya dengan sesama mikroorganisme ataupun organsme lain dapat berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan maupun merugikan.
Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga mikroorganisme yang tidak menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh manusia. Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia adalah Mycrobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkan penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis itu sendiri merupakan salah satu penyakit mematikan dan berbahaya di dunia.
Tuberculosis merupakan penyakit berahaya ke-3 yang menyebabkan kematian di dunia setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan, dan merupakan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Saat ini tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menginfeksi sepertiga papulasi dunia, setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberculosis, tetapi hanya bakteri yang aktif  yang menyebabkan orang menjadi sakit. Setiap tahunya sekitar 4 juta penderita tuberculosis paru  menular di dunia, ditambah lagi penderita yang tidak menular. Hal ini menggambarkan setiap tahun di dunia akan ada sekitar 8 juta penderita tuberculosis paru, dan ada sekitar 3 juta orang  meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.
Sampai hari ini, penyakit TBC masih menempatkan Indonesia dalam tiga besar negara dengan jumlah penderita terbanyak. Pada umumnya kegagalan pengobatan TBC terjadi disebabkan terapi yang terputus karena pasien merasa sudah sembuh. Kendala lainnya sering timbul adalah lamanya waktu pengobatan. Obat untuk TBC harus dimakan sedikitnya enam bulan. Sementara biasanya setelah makan obat dua bulan, pasien malas meneruskan pengobatan karena merasa sembuh dan tidak merasa gejala lagi. Padahal kalau pengobatan berhenti ditengah jalan, maka bukan saja penyakitnya tidak sembuh dengan tuntas, tetapi juga mengakibatkan bakteri TBC menjadi kebal terhadap obat yang digunakan. Ketiadaan biaya malah seseorang tidak berobat tidak mengetahui program pemerintah yang menggratiskan obat TBC di seluruh Puskesmas di Indonesia. Penyakit ini sering dianggap enteng oleh penderita karena masih bisa bekerja seperti biasa, namun tanpa disadari keparahan panyakit yang semakin meningkat sebanding dengan perjalanan waktu dan menurunnya daya tahan tubuh. Penanganan TBC masih terus menjadi tantangan besar untuk para tenaga kesehatan. Untuk  memutuskan rantai penularan perlu pula mendapati perhatian lintas sektoral karem berkaitan dengan faktor sosial budaya dan tempat hunian. Namun pada dasarnya penyakit TBC bisa disembuhkan secara tuntas apabila pasien mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk minum obat secara teratur dan rutin sesua dengan dosis yang dianjurkan. Selain itu diperlukan juga kepedulian  dan pengawasan dari tenaga kesehatan untuk mengawal perkembangan terapi pasien. Penyebab TBC memang bukan bakteri biasa, karena itu diperlukan konsistensi dan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi untuk mancapai hasil terapi yang optimal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.1.1        Apakah Mycobacterium tuberculosis itu dan bagaiman klasifikasi, morfologi, serta etiologi dari Mycobacterium tuberculosis?
1.1.2        Penyakit  apa yang ditimbulkan akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis dan bagaimana gejala yang terjadi apabila seseorang telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis ?
1.1.3        Invasi Mycobacterium tuberculosis serta riwayat terjadinya tuberculosis?

1.2    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1.2.1        Definisi, klasifikasi, etiologi dan morfologi dari Mycobacterium tuberculosis
1.2.2        Penyakit yang timbulkan akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis dan gejala yang terjadi apabila seseorang telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis
1.2.3        Invasi Mycobacterium tuberculosis serta riwayat terjadinya tuberculosis.





BAB II
ISI

2.1 Definisi, Klasifikasi, serta Morfologi Mycobacterium Tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit Tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada 24 Maret 1882 oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman yang bernama Robert Koch. Mycobacterium tuberculosis termasuk dalam bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis.
Gambar. Koloni bakteri M. Tuberculosis

Klasifikasi Ilmiah dari Mycobacterium tuberculosis diantaranya  :
Kingdom : Bacteria
Filum        : Actinobacteria
Ordo         : Actinomycetales
Sub ordo : Corynebacterineae
Famili       : Mycobacteriaceae
Genus       : Mycobacterium
Spesies     : Mycobacterium tuberculosis
     Mycobacterium tuberculosis dapat diklasifikasikan sebagai bakteri parasit fakultatif intraseluler yang ditransfer melalui udara, TBC muncul di paru-paru bagian atas pertama.  tuberculosis is gram-positive and nonspore-forming (North 2004).Tuberculosis adalah bakteri gram positif dan nonspore pembentuk.
Meskipun Mycobacterium dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya, namun apabila diberi warna dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun telah diberi iodium. Karena hal tersebut, Mycobacterium tuberculosis termasuk dalam bakteri tahan asam atau Basil Tahan Asam (BTA). Dalam pewarnaannya terlihat menyerupai manik-manik atau seperti tidak terwarnai merata.
Mycobacterium tuberculosis lebih resistan terhadap faktor kimia bila dibandingkan bakteri lain, karena sifat hidrofobik pada permukaan selnya dan pertumbuhannya yang cenderung berkoloni.
Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora, tidak bersimpai dan dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP. Kandungan lemaknya sekitar 60%. Kandungan lemak pada dinding sel Mycobacterium tuberculosis berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan terdapat di bawah arabinogalaktan. Dari struktur tersebut dapat menyebabkan menurunnya permeabilitas dinding sel, dimana akan mengurangi efektivitas dari antibiotik. Molekul yang terdapat dalam dinding sel Mycobacterium yang disebut dengan Lipoarabinomannan, mempunyai peran dalam interaksi diantara inangn dan patogen, sehingga Mycobacterium tuberculosis mampu bertahan hidup dalam makrofag. Dinding sel yang tebal dengan kandungan zat lilin pada Mycobacterium tuberculosis berperan dalam pembentukan fase atau formasi granoluma atau bintil yang dapat dilihat pada hasil rontgen paru-paru.
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus dan ada juga yang agak bengkok, mempunyai panjang sekitar 1 sampai 4 µ dan lebar 0,2 sampai 0,8 µ. Mycobacterium tidak selalu ditemukan dalam bentuk berkelompok tetapi juga dapat ditemukan dalam bentuk sendiri.
Sifat-sifat biakan dari Mycobacterium tuberculosis terdiri dari :
1.      Mycobacterium tuberculosis termasuk bakteri yang bersifat aerob, dimana dalam proses metabolismenya membutuhkan ketersediaan oksigen.
2.      Pertumbuhan dari Mycobacterium tuberculosis relatif lambat, yaitu waktu generasinya sekitar 2 sampai 6 minggu, sedangkan kemunculan dalam bentuk koloni pada pembiakannya sekitar 2 sampai 6 minggu.
3.      Pertumbuhan dari Mycobacterium tuberculosis terjadi pada suhu optimal yaitu pada suhu 37˚C dan Ph optimum sekitar 6,4 sampai 7.
4.      Mycobacterium tuberculosis mampu tumbuh subur dalam biakan atau eugonik. Perbenihannya dapat dilengkapi dengan penambahan telur, gliserol, kentang, daging atau asparagin.
5.      Berkembang biak dengan cara membelah diri setiap 16 sampai 20 jam.
6.      Mycobacterium tuberculosis bersifat parasit terhadap inangnya.
Mycobacterium tuberculosis tahan terhadap desinfektan kimia dan juga pengeringan. Meskipun demikian, apabila Mycobacterium tuberculosis berada pada suhu 60˚C selama 20 menit dan pada suhu  100˚C dengan waktu yang lebih singkat, bakteri tersebut akan mati. Saat Mycobacterium terkena sinar matahari, biakan kuman akan mati dalam waktu sekitar 2 jam. Pada dahak, Mycobacterium tuberculosis mampu bertahan sekitar 20 sampai 30 jan meskipun terkena sinar matahari. Kuman akan mati oleh iodii, etanol 80% dan fenol 5%.

Bakteri Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang langsing, lurus, dengan berdiameter 0,2-0,6 µm dengan panjang 1,5-3 µm, bercabang membentuk huruf X, Y, Z, atau berbentuk filament. Bakteri ini bersifat aerobik, non-spora, tahan asam, non motil, bersifat Gram (+). Mikobakteria dapat tumbuh lebih cepat pada pH 6.0 dan 8.0. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun. Berdasarkan sifat pertumbuhan pada media, kuman ini dibedakan atas 3 tipe, yaitu: Tipe human pathogen tergadap manusia, kera, anjing, dan babi. Tipe Bovis patogen terhadap sapi, kuda, babi, kambing, anjing, kucing, manusia, dan kera. Tipe avian patogen terhadap bangsa burung, sapi, dan babi.

2.2 Penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis
2.2.1 Pengertian penyakit Tuberculosis
Penyakit yang disebabkan karena infeksi Mycobacterium tuberculosis atau Basal tahan asam adalah penyakit TBC. Penyakit TBC terutama menyerang pada daerah parenkim paru-paru. TBC juga disebabkan oleh bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi Mycobacterium Tuberculosis, Mycobacterium bovis, Mycobacterium africanum, Mycobacterium  microti, dan Mycobacterium canettii.

Selain merusak paru-paru, Mycobacterium tuberculosis dapat mengenai sistem saraf sentral atau meningitis, sistem lympatic, sistem sirkulasi atau miliary tuberculosis, sistem genitourinary, tulang dan sendi. Penderia penyakit Tuberculosis paru akan mengalami malnutrisi dengan berat badan hanya sekitar 30 sampai 50 kg terutama pada orang dewasa. Kondisi daya tahan tubuh yang sangat rendah pada penderita Tuberculosis paru akan menimbulkan Mycobacterium tuberculosis berkembang biak
2.2.2 Cara Penularan dan Gejala
Ada beberapa cara penularan penyakit TBC, diantaranya  :
1.      Secara langsung, seperti:
-       Berbicara berhadapan
-       Air born/percikan air ludah
-       Udara bebas (dalam satu kamar)
2. Secara tidak langsung atau melalui alat-alat yang tercemar basil, seperti:
-       Melalui makanan dan minuman
-       Tidur
-       Sapu tangan
-       Mandi
Ada beberapa gejala yang ditemukan pada penderita Tuberculosis diantaranya  :
1.      Batuk-batuk kurang lebih selama 2 minggu
2.      Keluar mukus/ dahak kurang lebih 2 minggu
3.      Anoreksia/ nafsu makan menurun
4.      Badan lemah, letih dan cepat lelah
5.      Dada terasa sakit
6.      Sering terjadi febris, temperature naik
7.      Hiperpireksia kurang lebih 2 minggu
8.      Bila sudah berat akan terjadi Carvene dan batuk darah
9.      Kadang terjadi dispnoe sampai cyanosis.
10.  Dengan pemeriksaan Laboratorium:
-       Leukosistosis
-       Hb turun/anemia
-       LED meningkat/tinggi
-       Eritrosit menurun jika kronis
-       Sputum BTA+
-       Faeses/urine basil positif
11.  Pemeriksaan Radiologi menunjukkan adanya kesan :
-       Koch Pulmonal aktif
-       Adanya jaringan parut/ fibrosis
-       Gambaran keruh
Seseorang yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis akan memiliki pertahanan untuk melawan perkembangan bakteri. Sehingga bakteri menjadi inaktif namun bakteri akan tetap tinggal di dalam tubuh penderita. Hal ini yang disebut dengan Latent Tuberculosis.
Ciri-ciri penderita Latent Tuberculosis diantaranya:
1.      Tidak mengalami gejala TBC
2.      Tidak merasa sakit
3.      Tidak dapat menyebarkan bakteri Tuberculosis
4.      Biasanya pada PDD test memberikan hasil positif
5.      Selain itu dapat mengalami perkembangan menjadi active tuberculosis jika tidak diterapi.
Apabila tidak diterapi, penderita mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga mengakibatkan Latent tuberculosis yang akan berkembang menjadi active tuberculosis. Active Tuberculosis merupakan keadaan dimana sistem kekebalan tubuh penderita tidak mampu untuk melawan bakteri tuberkulosis yang ada di dalam tubuh, sehingga mengakibatkan infeksi terutama pada bagian paru-paru
Active tuberculosis mempunyai gejala seperti :
1.      Batuk berkepanjangan selama 3 minggu atau lebih
2.      Nyeri dada akan menyebabkan pernafasan terganggu.
3.      Batuk berdahak atau berdarah
4.      Penurunan berat badan
5.      Demam menggigil dan berkeringat pada malam hari, bahkan saat cuaca dingin pengeluaran keringat yang berlebihan sudah menjadi hal yang biasa terjadi.
6.      Kelelehan dan kehilangan selera makan. Apabila kehilangan nafsu makan, keadaan tubuh akan terlihat lebih kurus dan cenderung merasa cepat lelah.
 Dalam keadaan aktif, penyakit tuberculosis membunuh sekitar 60 % dari penderita yang tidak diobati maupun tidak tidak diterapi.
Gejala yang timbul pada anak-anak maupun pada orang dewasa cenderung berbeda. Jika pada penderita yang masih anak-anak yang tidak menimbulkan gejala. Tuberculosis dapat dideteksi apabila adanya kontak dengan penderita Tuberculosis dewasa. Sekitar 30 sampai 50 % anak yang kontak dengan penderita Tuberculosis paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia sekitar 3 bulan sampai 5 tahun yang bertempat tinggal serumah dengan penderita Tuberculosis dewasa dengan Basil Tahan Asam positif, sekitar terinfeksi berdasarkan dari pemeriksaan serologi atau pemerikasaan darah.
Pada anak-anak yang menderita tuberculosis seringkali tidak menimbulkan gejala khusus. Gejala utama Tuberculosis pada penderita dewasa diantaranya batuk berdahak yang terus menerus selama 3 minggu atau lebih. Sedangkan pada anak-anak, umumnya batuk dalam jangka waktu lam bukan karena gejala uatam Tuberculosis. Batuk lama bisa karena manifestasi dari alergi.
Gejala umum anak-anak yang menderia Tuberculosis diantaranya :
1.      Berat badan dibawah garis merah atau bahkan gizi buruk. Penurunan berat badan terjadi selama 2 bulan berturut tanpa ada penyebab yang jelas.
2.      Demam lama atau berulang dengan waktu yang lam yaitu lebih dari 2 minggu tanpa penyebab yang jelas.
3.      Pembesaran kelenjar getah bening yang tidak sakit misalnya di leher, di ketiak dan lipatan paha.
4.      Gejala-gejala saluran pernafasan seperti batuk kronis lebih dari 3 minggu (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), nyeri dada ketika bernafas atau batuk.
Mycobacterium Tuberculosis menyebar ke organ-organ tubuh yang lain, gejala-gejala yang timbul akan berbeda, diantaranya :
1.      Ada beberapa gejala yang membahayakn seperti kaku kuduk, kejang, penurunan kesadaran dan kegawatan lain misalnya  sesak nafas.
2.      Gibbus, koksitis
3.      Foto thoraks menunjukkan gambaran milier, kavitas, efusi pleura.
Yang beresiko tinggi bisa tertular Tuberculosis diantaranya :
1.      Orang-orang yang kontak fisik secara dekat dengan penderita Tuberculosis.
2.      Orang-orang tua.
3.      Anak-anak.
4.      Pengguna psikotropika.
5.      Orang-orang bertaraf hidup rendah dan memiliki akses rendah terhadap fasilitas kesehatan.
6.      Pengidap HIV.
7.      Orang-orang yang berada di negara yang terkena epidemi Tiberculosis.
8.      Orang-orang yang sedang sakit dan turun daya tahan kekebalan tubuhnya.
2.3 Invasi Mycobacterium tuberculosis serta riwayat terjadinya tuberculosis
 Penyebaran penyakit TBC biasanya dimulai melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk. Pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri tuberculosis ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi lcoho seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena infeksi bakteri ini adalah paru-paru.
Saat Mycobacterium tuberculosis berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan lcoho imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan lcoho kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan posistif terinfeksi TBC.  Adapun riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru-paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfe akan membawa kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu mengehentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkulosis.
 Tahap kedua yaitu Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB) biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari lcoholosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura. Penderita penyakit tuberculosis dapat mengalami komplikasi dimana komplikasi ini sering terjadi pada penderita stadium lanjut. Pada tahap komplikasi, bakteri dapat menyerang beberapa organ vital tubuh, di antaranya adalah tulang, usus, otak serta ginjal. Bakteri TBC biasanya akan berkembang biak dengan pesat saat kondisi tubuh sedang lemah, misalnya selagi anak terkena penyakit berat. Saat itu kekebalan tubuhnya menurun, sehingga bakteri pun leluasa menjalankan aksinya.


BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuatsehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan,baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.


3.2         Saran
3.2.1        Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca dan kebersihan rumah/lantai).
3.2.2        Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan pembuangan dahak tidak sembarangan.


5 komentar:

  1. Artikelnya keren dan bermanfaat bagi banyak orang,,,di klik juga ya Artikel kesehatan terbaru

    BalasHapus
  2. Terima kasih, tlah membantu saya lebih memahami penyakit ini.

    BalasHapus
  3. Artikelnya sangat komplit sekali jadi lebih paham dengan Pengertian Mycobacterium

    BalasHapus
  4. ARTIKELNYA KEREN KK....SANGAT BERMANFAAT

    BalasHapus